Puisi Hujan dan Lelaki Kopiku dimuat di Koran Harian Waspada Minggu, 9 September 2012
Hujan
Pagiku bertemankan rinai hujan
Yang membalut tubuh
dalam dingin beku
Kumeringkuk di sudut hampa
Mengharap kau datang
membawa hangat
Hujan, begitu cepatkah kau datang?
Bersama luka menganga
dalam ruang ini
Haruskah ku terlena dalam tetes
demi tetesmu
Lelaki Kopiku
Aku mengagumimu dari jarak aroma
yang kau hidangkan
Mengecap sedikir rasa
yang meleleh pada gelas
Adakah kau memberi cinta
pada aroma kopi itu?
Hingga aku benarbenar terbuai dalamnya
Yang akan berhenti jika kata mereka aku tlah tiada
Dua puisi yang sudah lama kusimpan dan baru berani mengirimkannya setelah melewati masa galau ^_^